kilauan kegelapan menyambut kepingan kataku dalam senandung puisi
puisiku berdialog bagaikan burung beo di tengah desa
ehh kau....
jangan halangi aku membaca puisiku
membaca dengan tertatih tatih
tertatih karena lidahku tak mampu menopang sajak ku yang tak pernah diam dalam jiwa ini
alunan sajak ku menerobos tembok kegalauan, kesedihan, kebahagiaan, dan juga kemarahan sambil tertatih tatih
Makassar, 5/10/12
Pena Hijau
Published with Blogger-droid v2.0.9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar