seketika mendengar suara akan kisah keikhlasan nabi ibrahim di mesjid mesjid yang begitu rela menyembeli anaknya yang bernama nabi ismail atas perintah Allah swt
keikhlasannya tak kalah hebatnya dengan membelah dunia dengan sebuah kata keikhlasan seorang hamba dan seorang ayah yang akan menyembeli anaknya sendiri
sekarang sudah beda...
semuanya sudah terbungkus ketidak ikhlasan di alam ini dan pertanyaan saya apakah kisah nabi ibrahim dan nabi ismail hanya semata mata angin yang berlalu ketika umat merayakan idul adha?
hari raya idul adha jelas berbeda dengan hari raya idul fitri namun memiliki tujuan yang sama dalam menyadarkan manusia hidup di bumi layaknya manusia yang bersifat manusia
dengan sepotong sajak ini aku lontarkan kata MAAF untuk semua dan dengan puisi ini aku lukiskan keikhlasan berbagi
suppa, 25-10-12
minal aidin, met :') bawa oleh-oleh dari kampung yaaawh
BalasHapus